TendaBesar.Id - Jakarta - Pendeta Saifuddin Ibrahim mantan ustaz yang murtad dan beralih profesi menjadi pendeta sedang viral gegara videonya yang meminta Menag menghapus 300 ayat Alquran yang dia anggap tidak bersahabat.
Peryataan Saifudin itu lantas ditanggapi oleh menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.
Mahfud mengutip Undang-Undang No. 5 Tahun 1969 tentang Pernyataan Berbagai Penetapan Presiden dan Peraturan Presiden Sebagai Undang-Undang yang merupakan pembaharuan dari Undang-undang nomor 1/PNPS/1965.
Kedua perundang-undangan ini tidak lepas dari perlindungan umat beragama di Indonesia yang dilindungi sampai sekarang, dan terancam pidana lebih dari lima tahun jika dilanggar.
“Itu bikin gaduh itu, bikin banyak orang marah, oleh sebab itu saya minta kepolisian segera menyelidiki itu dan segera tutup akun nya karena keadaanya belum ditutup sampai sekarang jadi itu meresahkan dan provokasi untuk mengadu domba antar umat,” kata Mahfud dalam sebuah video viral, Rabu (16/3/2022).
Mahfud mengatakan, pernyataan dalam video tersebut sudah masuk kategori penisataan agama. Sebab, penghapusan ayat Al Quran, sudah menyerang ajaran pokok dalam agama Islam yang dalam undang-undang itu menjadi barometernya.
“Ajaran pokok dalam Islam itu, Al Quran itu ayatnya 6.666 tidak boleh dikurangi, berapa yang disuruh cabut? 300? itu berarti penistaan terhadap Islam,” terang Mahfud.
Tak terima dirinya dianggap menista agama lantas Pendeta Saifuddin menangtang Mahfud MD untuk carok atau berkelahi dengan celurit.
Dalam video yang diunggah di kanal YouTube-nya, Saifuddin Ibrahim yang berdurasi 39.38 menit itu, Saifudin mengatakan kecewa dengan mahfud MD.
Ia mengatakan bahwa ucapannya didasari atas penelitian yang telah ia lakukan dan penelitian itu tidak mungkin bisa dilawan oleh siapapun termasuk oleh Mahfud MD. Lantas Saifuddin menantang Mahfud MD untuk carok.
"Penelitian yang saya lakukan tidak bisa dilawan oleh siapapun. Apalagi oleh Pak Mahfud MD. Berani carok dengan saya? Mati-matilah," kata Saifudin dalam akun YouTube-nya, Rabu (16/3/2022)
Saifudin mengatakan bahwa kekecewaannya kepada Mahfud didasari atas tanggapan Mahfud yang meminta polisi mengusut video penistaan agama terkait penghapusan 300 ayat dalam Al Qur’an itu. Saifudin mengatakan bahwa pernyataannya ditujukan kepada Menag, tapi yang merespon justru Menko Polhukam Mahfud.
“Itu kan permintaan saya kepada Menag, kenapa menteri Mahfud MD yang menjawab. Yang saya minta menteri agama, terlalu tinggi kalo Menko yang menjawab itu, dan bukan bagian bapak, sehingga bapak katanya saya sudah dianggap penista agama”, papar Saifudin
Saifudin menjelaskan bahwa dirinya tidak menistakan agama islam. Ia berdalih bahwa ia hanya meminta 300 ayat itu harus dihapuskan.
Menistakan agama siapa?, Saya hanya meminta agar 300 ayat dari Al Qur’an itu harus dihapuskan. Hanya minta, kalo engga ya sudah”, lanjut Saifuddin
Saifuddin bukannya meminta maaf atas perbuatan yang dilakukan, tapi malah menantang Menko Polhukam untuk duel berkelahi menggunakan celurit.
Menanggapi pernyataan Saifuddin itu, Ketua MUI, KH.Cholil Nafis, menyampaikan pernyatan satir dengan meminta Saifuddin diperiksa zahir batinnya oleh aparat.
"Perlu diperiksa zahir batinnya, baik oleh dokter jiwa dan aparat penegak hukum agar toleransi terus terjaga di Indonesia," kata Cholil melalui cuitannya di Twitter, Senin (14/3/2022).
Tidak hanya ketua MUI yang bereaksi atas pernyataan Saifudin, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) turut menyesalkan pernyataan Saifuddin tersebut.
PGI melalui Kepala Humas PGI Jeirry Sumampow menegaskan pernyataan Saifuddin itu sikap pribadi dan tak terkait organisasi maupun gereja manapun. Jerry juga menyebut gelar pendeta Saifudin adalah kebetulan.
"Itu pernyataan pribadi ya. Tak ada kaitannya dengan PGI dan gereja-gereja pada umumnya. Kebetulan aja saudara Saifudin Ibrahim dibilang atau menyebut diri pendeta," ungkap Jeirry.
Atas pernyataan provokatif Saifudin itu lantas Jeirry meminta masyarakat tak menanggapi lebih jauh pernyataan tersebut. Menurutnya, Saifuddin hanya sedang mencari sensasi dengan membuat sesuatu yang kontroversial dan provokatif.
"Jadi kalau ditanggapi lebih panjang malah dia akan makin senang," tutup Jeirry.
(fhj/tb)