TendaBesar.Id - Bekasi - Wanita paruh baya itu adalah seorang guru seperti pengajar lainnya yang mendedikasikan hidupnya untuk mendidik dan mengajar murid-muridnya. Wanita hebat itu baru-baru ini viral gegara status WA-nya yang sangat menyentuh hati terkait harapan setiap orang tua peserta didik.
Penampilannya yang sederhana tidak lantas mencirikan dirinya sebagai orang kelas bawah yang tidak memiliki wawasan. Sebaliknya ia malah telah menyelesaikan program magistenya sebelum ia terjun ke dunia pendidikan. beliau adalah guru hebat yang mampu mendeteksi setiap siswanya sehingga siswanya amat sangat sayang pada dirinya.
Ya Guru hebat itu bernama Nani Roswati. Pagi itu suasana cerah dihiasi udara yang cukup sejuk, bersama buku pelajaran dan absensi di tangannya, ia melangkah pasti menyusuri lorong gedung sekolah menuju kelasnya. Nani Roswati akan mengajar kelas X (sepuluh) di SMKN 1 Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.
"Assalamualaikum, selamat pagi anak-anak," ucap Nani kepada murid-muridnya dengan sumringah, sembari berdiri di depan anak didiknya, Jumat (27/5/2022).
Seorang ibu beranak tiga itu, merupakan guru serta wali kelas X (sepuluh) di SMKN 1 Tambun Selatan. Sosoknya viral gegara salah seorang alumnus di sekolahnya, Alfia, membagikan status WA miliknya di media sosial Twitter, pada (21/12/2019).
Status itu berisikan pesan-pesan bijak kepada orang tua murid berkaitan dengan potensi anak-anaknya. Dalam status itu Nani, menyebutkan bahwa tak selamanya nilai-nilai yang ada di rapor menjadi jaminan kesuksesan anak didiknya di masa mendatang.
Baru-baru ini, status WA Nani tersebut kembali viral, sampai Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengapresiasi pandangan Nani tersebut lewat unggahan di akun Instagramnya pada Rabu, (25/5/2022).
Bagaimana bunyi status bijak ibu Nani yang membuat banyak orang tersentuh dan merubah cara pandangnya terhadap anak-anak mereka. Berikut tendabesar sajikan seutuhnya;
Ujian anak Anda telah selesai
Saya tahu Anda cemas dan berharap anak Anda berhasil dalam ujiannya.
Tapi, mohon diingat,
Di tengah-tengah para pelajar yang menjalani ujian itu,
Ada calon seniman yang tidak perlu mengerti matematika,
Ada calon pengusaha yang tidak butuh pelajaran sejarah atau sastra,
Ada calon musisi yang nilai kimia-nya tak akan berarti,
Ada calon olahragawan yang lebih mementingkan fisik daripada fisika,
Ada calon fotografer yang lebih berkarakter dengan sudut pandang art berbeda yang tentunya ilmunya bukan dari sekolah ini.
Sekiranya anak Anda lulus menjadi yang teratas, hebat!
Tapi bila tidak, mohon jangan rampas rasa percaya diri dan harga diri mereka.
Katakan saja, "Tidak apa-apa. Itu hanya sekadar ujian."
Anak-anak itu diciptakan untuk sesuatu yang lebih besar lagi dalam hidup ini.
Katakan pada mereka, tidak penting berapapun nilai ujian mereka,
Anda mencintai mereka dan tak akan menghakimi mereka.
Sebuah ujian atau nilai rendah takkan bisa mencabut impian dan bakat mereka.
Berhentilah berpikir bahwa hanya dokter dan insinyur yang bahagia di dunia ini.
Hormat saya, Wali kelas
Namun demikian usai Nani menyelesaikan gelar sarjananya tidak lantas ia langsung menjadi guru. Ibu Nani bercerita bahwa sebelum dia terjun menjadi guru ia pernah menjadi karyawan perusahaan.
Nani yang kini berusia 42 tahun itu mengatakan bahwa dirinya pernah beberapa kali bekerja di perusahaan swasta, namun karena basic-nya memang seorang pendidik maka ia kembali ke fitrahnya sebagai pengajar. Itulah alasannya pada tahun 2013 dirinya mulai berkecimpung di dunia pendidikan menjadi praktisi pengajar.
"Awalnya saya bekerja di swasta saya pernah bekerja di Hyundai, Lippo Cikarang, pernah bekerja di Bank Niaga, di Bank BNI, sampai qodarullah saya terdampar di Tambun Selatan, sampai akhirnya saya ngajar di SMK 1 Tambun Selatan itu dari tahun 2013," tutur Nani
alasan lain yang mebuat Nani terjun menjadi guru adalah kerinduannya akan masa-masa sekolah waktu itu. Nani mengaku, selama di sekolah, ia adalah murid yang aktif mengikuti berbagai organisasi sejak SD. Saat SMP ia pernah menjadi ketua OSIS, dan saat SMA dia aktif di Paskibra.
Nani menceritakan bahwa dirinya tidak membutuhkan waktu lama untuk beradaptasi menjadi pengajar. Ia mengaku pengetahuan dan ilmu yang ia dapatkan di perusahaan-perusahaan sebelumnya membantu ia mengajar para muridnya di SMK.
"Alhamdulillah karena punya pengalaman di dunia industri ya merasakan langsung bekerja di PT pernah kerja di bank, jadi di sana (SMK) juga ada jurusan itu bisnis daring dan pemasaran, kemudian administrasi perkantoran, perhotelan, tata boga," terang Nani.
Nani tidak hanya mengajar pelajaran yang ada di kurikulum yang sifatnya teks book. Wanita hebat itu berusaha mengubah mindset siswanya agar tidak mengejar kelulusan untuk mendapatkan pekerjaan, melainkan bagaimana agar para siswanya lulus dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan.
"Saya mengubah mindset siswa, ketika dulunya mindset-nya setelah lulus itu kerja atau terjun ke dunia industri, diubah, saya harus bisa mempengaruhi bahwa selepas mereka dari SMK mereka tidak melulu bekerja di industri, bekerja kepada orang lain, tapi juga bisa membuat lapangan pekerjaan," ungkap lulusan Universitas Krisnadwipayana dan master dari Universitas Indraprasta PGRI ini.
dalam masa belajar, Nani berusaha menciptakan setiap waktu belajar muridnya menjadi suasana yang bahagia. Karena suasana itu dia sering kali tidak diperbolehkan keluar kelas oleh murid-muridnya walau bel selesai pelajaran sudah berbunyi.
"Belajar itu harus bahagia, menyenangkan, ketika rasanya bahagia menyenangkan nggak ingin berhenti, saya itu nggak boleh keluar dari kelas padahal sudah bel, 'Belum sesi curhat, Bun”, begitu cerita Nani.
Nani menyampaikan bahwa dirinya sudah sembilan tahun menjalani hidup sebagai seorang guru. Tahun ini, Nani dinyatakan lolos ASN dan akan menjadi pengajar di SMAN 2 Kota Bekasi pada tahun ajaran baru Juni 2022.
Sukses selalu bu Nani. Tetap mengajar dengan cinta dan senantiasa membahagiakan buat anak didiknya.
(fer/tb)