TendaBesar.Id - Jakarta - Sebuah video viral di media social, memperlihatkan seorang siswa bintara bernama Fahri Fadillah Nur R, yang lolos pendidikan tahap satu Bintara dan telah berdinas selama 6 bulan tetiba digagalkan pada saat akan mengikuti pelatihan tahap dua.
Bersama ibunya Fahri memberikan keterangan dan bukti-bukti akurat bahwa dirinya sudah terpilih menjadi anggota kepolisian Republik Indonesia.
Dalam video tersebut Fahri dan Ibunya menyampaikan permohonan agar bisa dibantu oleh presiden juga kapolri mengembalikan haknya yang dirampas setelah berjuang dan lolos menjadi anggota bintara, namun akhirnya digagalkan dengan alasan mengada-ngada
"Assalamualaikum, saya siswa Bintara Polri yang digagalkan, yang terhormat kepada bapak Presiden, kepada bapak Kapolri, saya siswa Bintara Polri yang digagalkan saat ketika mau berangkat pendidikan," tutur siswa tersebut membuka jeritannya dalam video.
Fahri menyampaikan bahwa dirinya sebelumnya telah dinyatakan lulus dengan pringkat sangat pantastis yakni ranking 35 dari 1.200 peserta lainnya di Polda Metrojaya dan ia juga telah berdinas selama 6 bulan.
"Saya sudah dinas selama enam bulan dan saat mau berangkat pendidikan nama saya digantikan orang yang sudah gagal," lanjut Fahri.
Fahri meminta agar haknya dikembalikan untuk dapat mengikuti pendidikan gelombang dua. Pemuda gagah itu mengaku bahwa dirinya telah berjuang untuk mendapatkan impiannya menjadi anggota polisi sejak tahun 2018.
"Tapi ketika gelombang dua, nama saya digantikan oleh orang yang sudah gagal," ujar sembari menahan tangisnya
Fahri mengatakan bahwa dirinya digagalkan mengikuti pendidikan tingkat lanjutan dikarenakan terdapat suatu penyakit tertentu dalam dirinya. Atas alasan tersebut Fahri dan keluarganya mencoba memeriksakan ke rumah sakit lain juga ke rumah sakit militer, namun ia tidak mengidap penyakit yang dituduhkan.
"Saya sudah lolos nama saya digantikan karena ada penyakit tertentu. Saya diperiksa di RS lain dan militer tidak ditemukan penyakit tersebut," ucap Fahri.
Lantas Fahri kembali meminta bantuan kepada presiden juga Kapolri agar hak-nya dapat dikembalikan sebagaimana sedia kala. Sebagai rakyat kecil yang kekurangan dirinya ingin membahagiakan keluarganya dengan menjadi anggota kepolisian yang telah didambakan sejak lama.
“Mohon pak Presiden, Pak Kapolri kembalikan hak saya, saya lolos tapi digantikan sama orang yang telah gagal. Kami orang kecil yang ingin membahagian keluarga”, fungkas Fahri sembari meneteskan air mata.
Ibunya Fahri juga dalam video tersebut memohon agar putranya segera mendapatkan keadilan. Ia tau betul bagaimana perjuangan anaknya sampai lolos menjadi anggota bintara dengan pringkat yang bagus dan membanggakan.
"Anak saya sudah lulus terpilih, kembalikan hak anak saya, kembalikan usaha anak saya, jerih payah anak saya, perjuangan anak saya," pinta sang ibu sembari menangis sesenggukan.
Sementara itu Polda Metro Jaya menduga Fahri Fadilah Nur Rizki (21) bisa lolos seleksi tahap pertama calon siswa Bintara 2021 karena menghafal buku tes buta warna.
Hal itu disebabkan bahwa Fahri pernah dua kali ikut seleksi dan dinyatakan gagal alias tidak memenuhi syarat karena menderita penyakit buta warna parsial.
Terkait dengan Fahri Buta Warna disampikan oleh Kabid Dokkes Polda Metro Jaya Kombes Pol Didiet Setioboedi. Ia mengungkapkan bahwa bukti buku tes buta warna tersebut memang diperjualbelikan di toko alat kesehatan.
"Yang bersangkutan bisa lolos kenapa? Kemungkinan terbesar yang bersangkutan belajar tentang buta warna, dia menghafal, buku ini memang dijual-bebas di tempat alkes," kata Didiet di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (30/5/2022).
Didiet mengatakan bahwa Fahri diduga kuat menghafal isi dari buku tes buta warna tersebut. Apalagi kata Didiet setiap tahun ketika mengikuti seleksi calon siswa Bintara Fahri menggunakan buku tes buta warna yang sama.
"Sehingga dia bisa belajar letak-letaknya dan melakukan pemeriksaan mendalam sekali baru ketahuan. Kemungkinan dia belajar dan menghafal di buku ini karena dari tahun ke tahun pakai buku ini," tukas Didiet.
Namun jika mendengar dari penjelasan Fahri, penyakit yang diklaim pihak polisi yang diderita Fahri itu telah dicek ke Rumah sakit lain bahkan rumah sakit tentara dan ternyata tidak terbukti.